Doa terbaik adalah Alhamdulillahirobbilalaamiin. Setiap kali Allah memberikan kasih sayangNya, terkadang dibaca oleh hamba bukan sebagai bentuk kasih sayang. Misal, sebagai orang tua terhadap anak yang makan permen terus menerus. Lalu orang tua mengambil permen walau anaknya menangis. Hal itu bagi orang tua adalah bentuk kasih sayang, namun bagi anaknya dianggap kekejaman orang tua. Maka bentuk kasih sayang Allah tidak selalu langsung bisa dipahami hambaNya. Yang paling simple adalah kita mencari sisi-sisi nikmat dari Allah. Segala yang disingkirkan oleh Allah pasti ada maksud baik.
.
Kisah Luqman al Hakim yang berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, tidak ada satupun musibah bagi orang yang beriman kecuali itu adalah cara Allah menyelamatkan dari bahaya atau musibah yang lebih besar”. Lalu putranya menjawab, “Ayah, kalau aku harus ridho kepada apa yang aku senangi itu mudah, tapi bagaimana caraku ridho kepada hal-hal yang tidak ku senangi?”. Kemudian Luqman menjawab, “Ayo bersama-sama, ku beri satu ilmu yang berharga”.
.
Singkat cerita, Luqman dan putranya berjalan menjadi musafir. Dalam perjalanan, mereka kehabisan bekal. Putranya berkata, “Ayah kita kehabisan bekal, bagaimana aku bisa ridho dengan kondisi ini?”. Luqman menjawab, “Allah tidak akan menyia-nyiakan hambaNya sepanjang ia masih diberi nafas maka ia akan diberi rezeki. Ayo kita tetap berjalan karena tugas manusia adalah berikhtiar."
.
Mereka melanjutkan perjalanan dan melihat gumpalan asap, berharap ada penduduk disana. Tiba-tiba kaki putra Luqman terluka dan berdarah. Ia berkata, “Ayah, jika kita tetap melanjutkan perjalanan maka aku akan mati, jika kita tidak melanjutkan perjalanan maka kita berdua akan mati. Bagaimana caranya aku ridha atas keadaan ini?”.
.
Tiba-tiba seseorang berkuda menghampiri mereka, “Aku adalah malaikat yang dikirim oleh Allah untuk datang kepadamu. Ketahuilah wahai Luqman, gumpalan asap itu adalah pemukiman penduduk yang dihancurkan Allah karena kemaksiatannya. Allah menyelamatkanmu dari musibah yang lebih besar. .
.
Kisah Luqman al Hakim yang berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, tidak ada satupun musibah bagi orang yang beriman kecuali itu adalah cara Allah menyelamatkan dari bahaya atau musibah yang lebih besar”. Lalu putranya menjawab, “Ayah, kalau aku harus ridho kepada apa yang aku senangi itu mudah, tapi bagaimana caraku ridho kepada hal-hal yang tidak ku senangi?”. Kemudian Luqman menjawab, “Ayo bersama-sama, ku beri satu ilmu yang berharga”.
.
Singkat cerita, Luqman dan putranya berjalan menjadi musafir. Dalam perjalanan, mereka kehabisan bekal. Putranya berkata, “Ayah kita kehabisan bekal, bagaimana aku bisa ridho dengan kondisi ini?”. Luqman menjawab, “Allah tidak akan menyia-nyiakan hambaNya sepanjang ia masih diberi nafas maka ia akan diberi rezeki. Ayo kita tetap berjalan karena tugas manusia adalah berikhtiar."
.
Mereka melanjutkan perjalanan dan melihat gumpalan asap, berharap ada penduduk disana. Tiba-tiba kaki putra Luqman terluka dan berdarah. Ia berkata, “Ayah, jika kita tetap melanjutkan perjalanan maka aku akan mati, jika kita tidak melanjutkan perjalanan maka kita berdua akan mati. Bagaimana caranya aku ridha atas keadaan ini?”.
.
Tiba-tiba seseorang berkuda menghampiri mereka, “Aku adalah malaikat yang dikirim oleh Allah untuk datang kepadamu. Ketahuilah wahai Luqman, gumpalan asap itu adalah pemukiman penduduk yang dihancurkan Allah karena kemaksiatannya. Allah menyelamatkanmu dari musibah yang lebih besar. .
Bagi orang yang beriman, tidak ada musibah melainkan agar kita terhindar dari musibah yang lebih besar. Luqman sebenarnya orang biasa, tapi karena kesholehannya ia diberi gelar al hakim (bijaksana). Kebijaksanaan Allah sulit dipahami kecuali orang yang sejak awal memiliki pondasi husnudzon kepada Allah yang akan melahirkan rasa syukur.
.
Bukan suatu kebetulan bahwa Rasulullah mengatakan doa terbaik adalah alhamdulillah. Andaikan ada sesuatu hal yang dari awal tidak mengenakan bagi kita pasti akan ada sesuatu yang baik setelahnya.
.
Ada sebuah hadist qudsi, “Ada sebagian dari hamba-hambaKu yang imannya tidak akan semakin naik kecuali dalam kondisi susah, sedih dan musibah”. Maka musibah, susah dan sedih itu ujian untuk menaikkan level iman. Apapun yang telah terjadi pada diri kita, kita harus mengucapkan alhamdulillah. Lalu kepada hal yang belum terjadi, kita berbenah.
.
Dalam Al Quran mengatakan, “jangan engkau mengharapkan surga jika engkau belum mendapatkan ujian seperti orang-orang sebelummu”. Kalau ada orang yang sedang diuji, ia harus istirja’ (dari kata raja’ah) yaitu berupaya mengembalikan segala urusan kepada sumbernya (Allah). Segala sesuatu datang dan akan berpulang kepada Allah. Istirja’ ini secara khusus maknanya ‘innalillahi wa innailaihi rojiun’. Namun secara luas, maknanya adalah apapun ucapannya, apapun dzikir manusia asal membuat dirinya ingat kepada Allah maka itu namanya istirja’.
.
Orang-orang yang berada di level keimanan tertentu hanya fokus kepada nikmat dari Allah. Kenapa kita sulit mengucapkan alhamdulillah saat kita terkena musibah? Karena kita tidak fokus mengingat nikmat Allah, maka kuncinya adalah samuderakan hati agar mengingat-ingat nikmat ilahi. Sehebat dan sedisiplin apapun kita sholat lima waktu, lebih disiplin mana dengan Allah yang disiplin memberi kita nikmat nafas, denyut nadi, detak jantung?
.
Terhadap apa-apa yang terjadi di masa lalu maka katakan Allah maha adil, kemudian terhadap apa-apa yang akan terjadi di masa depan maka katakan bahwa Allah maha kuasa.
.
Bukan suatu kebetulan bahwa Rasulullah mengatakan doa terbaik adalah alhamdulillah. Andaikan ada sesuatu hal yang dari awal tidak mengenakan bagi kita pasti akan ada sesuatu yang baik setelahnya.
.
Ada sebuah hadist qudsi, “Ada sebagian dari hamba-hambaKu yang imannya tidak akan semakin naik kecuali dalam kondisi susah, sedih dan musibah”. Maka musibah, susah dan sedih itu ujian untuk menaikkan level iman. Apapun yang telah terjadi pada diri kita, kita harus mengucapkan alhamdulillah. Lalu kepada hal yang belum terjadi, kita berbenah.
.
Dalam Al Quran mengatakan, “jangan engkau mengharapkan surga jika engkau belum mendapatkan ujian seperti orang-orang sebelummu”. Kalau ada orang yang sedang diuji, ia harus istirja’ (dari kata raja’ah) yaitu berupaya mengembalikan segala urusan kepada sumbernya (Allah). Segala sesuatu datang dan akan berpulang kepada Allah. Istirja’ ini secara khusus maknanya ‘innalillahi wa innailaihi rojiun’. Namun secara luas, maknanya adalah apapun ucapannya, apapun dzikir manusia asal membuat dirinya ingat kepada Allah maka itu namanya istirja’.
.
Orang-orang yang berada di level keimanan tertentu hanya fokus kepada nikmat dari Allah. Kenapa kita sulit mengucapkan alhamdulillah saat kita terkena musibah? Karena kita tidak fokus mengingat nikmat Allah, maka kuncinya adalah samuderakan hati agar mengingat-ingat nikmat ilahi. Sehebat dan sedisiplin apapun kita sholat lima waktu, lebih disiplin mana dengan Allah yang disiplin memberi kita nikmat nafas, denyut nadi, detak jantung?
.
Terhadap apa-apa yang terjadi di masa lalu maka katakan Allah maha adil, kemudian terhadap apa-apa yang akan terjadi di masa depan maka katakan bahwa Allah maha kuasa.
Komentar
Posting Komentar